Sinopsis Global
Prabu Siliwangi ( Ananda George ) , Raja Pejajaran mempunyai seorang permaisuri bernama Nyai Subang Larang ( Inne Azri ). Nyai Subang Larang berasal dari keluarga Muslim. Ayahnya seorang syah bandar di Kerawang, bernama Kiai Tapa. Sejak kecil Nyai Subang Larang belajar ilmu agama, atau nyantri di Pesantren Quro milik Syeh Hasanuddin.
Buah pernikahanannya dengan Nyai Subang Larang, Prabu Siliwangi mempunyai 3 orang putra, yaitu Walang Sungsang ( Ahmad Ridho ), atau dikenal dengan Pangeran Cakra Buana, lalu Rara Santang ( Rientammy ) dan yang ketiga bernama Kian Santang ( Alwi Assegaf ). Ketiga anak ini dibesarkan dalam pengajaran islam sehingga tumbuh menjadi muslim dan muslimah yang taat. Sejak lahir Kian Santang sudah menampakkan keistimewaannya. Antara lain, sejak kecil dia sudah pintar baca Al Qur’an, bisa membaca kejadian yang akan datang, tahu apa yang ada di pikiran orang lain, suka menolong, dan lebih dekat dengan masyarakat miskin katimbang kalangan istana. Namun, ada yang cemas dengan kelahiran Kian Santang, yaitu Nini Durga ( Dwi Putrantiwi), tokoh aliran hitam. Tokoh ini sangat sakti, bisa menjelma jadi apa saja. Dia juga punya banyak pengikut yang sangat setia, rela melakukan apa saja yang diperintahkan Nini Durga.
Lahirnya Kian Santang sudah diramalkan oleh Nini Durga, bahwa anak itu kelak bakal menjadi penghalang sepak terjangnya. Wanita penyihir yang sakti ini lalu berusaha menyingkirkan Kian Santang dengan berbagai cara. Dengan kesaktiannya dia menjelma jadi apa saja untuk bisa mendekati Kian Santang kecil. Tapi, usahanya selalu gagal karena Kian Santang sangat cerdik. Di samping bisa membaca pikiran orang, juga banyak akal. Sering kali ayah Kian Santang, Prabu Siliwangi muncul menolongnya juga dengan menyamar. Syeh Hasanuddin, kakek gurunya juga kadang-kadang muncul, mengajarkan mengaji atau ilmu-ilmu kesaktian lainnya.
Saksikan terus perjuangan Raden Kian Santang, dalam melawan kejahatan Nini Durga hanya di MNCTV.
Episode 02, Selasa, 29 Mei 2012
Ayat-ayat Qur’an yang dilantunkan sampai ke telinga Nini Durga. Wanita itu merasa kepanasan. Lalu nyuruh anak buanyan untuk menangkap Kiansantang. Mereka berhasil menangkap Kiansantang dan dimasukan ke dalam karung goni. Namun, sampai di rumah mereka tidak mendapati Kian Santang. Yang ada cuma tahi kebo yang sempat dipegang Nini Durag. Wanita itu marah-marah.
Senapati Arga mulai menampakkan jati dirinya. Di depan raja dia bersifat manis, namun di belakang itu dia berusaha membunuh Kiansantang. Untungnya Kiansantang sigap dan selalu berhasil menghindari serangan gelap.
Suatu saat Kiansantang melihat orang kampung menjerat seekor harimau. Mereka hendak membunuhnya beramai-ramai. Kiansantang menyelamatkannya. Harimau itu mengaku sebagai Maung Bodas, raja harimau yang sudah bersahabat dengan Prabu Siliwangi. Bahkan nama Pajajaran atas gabungan (jajaran)antara kerajaanya dengan kerajaan Pasundan (sebelum Pajajaran). Mereka bersahabat. Sewaktu-waktu dibutuhkan Maung Bodas akan datang. Patih Arga membidikan anak panah kea rah Kiansantang. Panah hamper mengenai sasaran.
Episode 06, Sabtu, 02 Juni 2012Episode 04, Rabu, 30 Mei 2012
Di hutan, saat itu Prabu Siliwangi sedang berkonsentrasi hendak memanah binatang, tiba-tiba ada anak panah yang meluruk dari arah belakang. Seketika Prabu siliwangi berbalik padan dan melepaskan anak panah. Dua anak panah berlawanan arah saling menyongsong. Dan bertabrakan. Penyerang melarikan diri. Tiba-tiba patih Arga melesat dan menghantam orang itu hingga jatuh ke dalam jurang, Prabu Siliwangi marah. Tidak seharusnya Patih Arga bertindak demikian. Patih Arga kesaal, usahanya gagal.
Nini Durga menghempaskan Kiansantang (Nyi Ipah) ke tempat tidur. Barna dan Karta bangga pada gurunya. Nini Durga merasakan pinggangnya sangat sakit. Dia heran, bagaimana anak sekecil itu berat badannya sangat berat. BARNA dan Karta mengusulkan agar NiniDurga minta tebusan pada Prabu Siliwangi. Pasti mereka akaan menjadi orang kaya. Nini Durga marah, dia bukan penculik amatiran. Kiansantang adalah calon musuh besarnya. Kalau dia jadi raja, maaka dia akan melindunginya. Karta dan Barna muji kecerdasan gurunya. Tiba-tiba Kiansantang jejadian kembali ke wujud aslinya, Nyi Ipah. Nini Durga marah-marah, hendak menceburkan wanita itu ke kali untuk umpan buaya. Barna megusulkan supaya Nyi Ipah tetap ditawan. Dia tukang masak istana, pasti masakannya enak. Jadi biar Nyi Ipah masak untuk mereka. Nini Durga setuju. Sementara itu Lengser sedih karena kekasihnya diculik orang. Kiansantang menenangkannya. Berjanji akan membebaskan Nyi Ipah. Rupanya Lengser pingin jadi pahlawan untuk Nyi Ipah. Dia sendiri yang akan membebaskan Nyi Ipah. Lengser datang ke markasnya Nyi Ipah dengan gagah berani. Tapi, laki-laki itu malah menjadi bulan-bulanan Barna dan Karta. Kiansantang muncul dari kejauhan dia membantu Lengser. Barna dan Karta terbirit-birit lalu Lengser membawa lari Nyi Ipah.
NiniDurga marah-marah pada kedua muridnya. Barna dan Karta mengatakan kalau Lengser benar-benar sakti. Nini Durga menyimpulkan. Pasti ada yang membantu. Jangan-jangan Kiansantang yang membantu. Nini Durga nyuruh anak buahnya agar mengejar Kiansantang. Saat itu Kiansantang sedang bermain dengan anak-anak kampung. Barna dan Karta muncul. Mereka senang karena lihat Kiansantang diantara anak-anak itu. Tiba-tiba semuanya berubah menjadi Kiansantag. Barna dan Karta heran. Tiba-tiba lagi semuanya menjadi raksasa. Barna dan Karta ketakutan. Lari terbirit-birit. Unang dan Econ heran. Kenapa orang-orang itu lari. Kata Kiansantang, mungkin liat hantu. Anak-anak juga ketakutan. Kata Kiansantang lagi, “Kalau gitu kita sholawaatan rame-rame. Syetan pasti kabur.” Mereka lalu jalan berbaris sambil nyenandungin sholawat, “Ya Robbibil Mustofa balighmakon sidana"
Ada seorang pemuda desa bernama Sukra, sakti dan jago silat. Dia merasa terusik melihat wabah penyakit di sebuah desa. Banyak yang mati karena penyakit itu. Sukra berkoar-koar bahwa semua itu kesalahan raja. Raja tidak peduli pada nasib rakyatnya. Beberapa orang prajurit tidak suka dengan ucapan Sukra. Mereka hendak menangkap Sukra, tapi justru para prajurit yang berjatuhan. Sukra sesumbar, “jangankan kalian, Prabu Siliwangi sendiri yang datang akan aku hadapi. Dia harus bertanggungjawab pada penderitaan raakyat.” Ucapan itu didengar oleh Kiansantang. Kiansantang tidak terima. Dia lalu berubah wujud menjadi prabu Kian Santang. Bertarung dengan Sukra. Ternyata Sukra memang hebat. Prabu Siliwangi keteter. Sampai akhirnya nyaris celaka. Untung harimau muncul. Menyambar prabu Siliwangi dan membawanya kabur.
Kabar Prabu Siliwangi kalah tersebar ke mana-mana, hingga ke istana. Patih Arga menawarkan diri untuk menghadapi Sukra. Prabu Siliwangi melarangnya. Dia akan bersemedi untuk minta petunjuk pada Dewata.Dia lalu masuk ke ruangan semedi. Di dalam ruang semedi dia mengubah wujud menjadi Sukra, untuk mencari siapa yang menyamar jadi dirinya. Sukra gadungan lalu mengamuk dalam istana. Patih Arga dan para pasukan menghadapinya, tapi mereka kalah semua. Subanglarang larang hendak memanggil ayahnya. Nyi Subanglarang mencegah, sebab kalau sudah bersemedi ayahnya tidak mau diganggu. Kiansantang lalu berinisiatif mengubah wujud menjadi Prabu Siliwangi lagi. Terjadi pertarungan hebat. Sukra berhasil menangkap Prabu Siliwangi dan membawanya melesat pergi. Di tempat sepi Sukra kembali ke wujud aslinya, yaitu Prabu Siliwangi. Kian Santang juga kembali ke wujud aslinya. Kiansantang minta maaf. Dia melakukan itu demi membela ayahnya. Prabu Siliwangi menasehati bahwa kesombongan tidak harus dilawaan dengan kekerasanEpisode 05, Jumat 01 Juni 2012
Ada seorang pemuda desa bernama Sukra, sakti dan jago silat. Dia merasa terusik melihat wabah penyakit di sebuah desa. Banyak yang mati karena penyakit itu. Sukra berkoar-koar bahwa semua itu kesalahan raja. Raja tidak peduli pada nasib rakyatnya. Beberapa orang prajurit tidak suka dengan ucapan Sukra. Mereka hendak menangkap Sukra, tapi justru para prajurit yang berjatuhan. Sukra sesumbar, “jangankan kalian, Prabu Siliwangi sendiri yang datang akan aku hadapi. Dia harus bertanggungjawab pada penderitaan raakyat.” Ucapan itu didengar oleh Kiansantang. Kiansantang tidak terima. Dia lalu berubah wujud menjadi prabu Kian Santang. Bertarung dengan Sukra. Ternyata Sukra memang hebat. Prabu Siliwangi (KS) keteter. Sampai akhirnya nyaris celaka. Untung harimau muncul. Menyambar prabu Siliwangi dan membawanya kabur.
Kabar Prabu Siliwangi kalah tersebar ke mana-mana, hingga ke istana. Patih Arga menawarkan diri untuk menghadapi Sukra. Prabu Siliwangi melarangnya. Dia akan bersemedi untuk minta petunjuk pada Dewata.Dia lalu masuk ke ruangan semedi. Di dalam ruang semedi dia mengubah wujud menjadi Sukra, untuk mencari siapa yang menyamar jadi dirinya. Sukra gadungan lalu mengamuk dalam istana. Patih Arga dan para pasukan menghadapinya, tapi mereka kalah semua. Subanglarang larang hendak memanggil ayahnya. Nyi Subanglarang mencegah, sebab kalau sudah bersemedi ayahnya tidak mau diganggu. Kian Santang lalu berinisiatif mengubah wujud menjadi Prabu Siliwangi lagi. Terjadi pertarungan hebat. Sukra berhasil menangkap Prabu Siliwangi dan membawanya melesat pergi. Di tempat sepi Sukra kembali ke wujud aslinya, yaitu Prabu Siliwangi. Kian Santang juga kembali ke wujud aslinya. Kiansantang minta maaf. Dia melakukan itu demi membela ayahnya. Prabu Siliwangi menasehati bahwa kesombongan tidak harus dilawaan dengan kekerasan.
Pati Arga menyamar dari penduduk biasa, menghasut orang-orang agar memberontak. Sukra tidak setuju. Dia tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya ingin raja bertanggungjawaab pada penderitaan rakyatnya. Tapi, dengan kepandaiannya bersilat lidah Patih Arga akhirnya berhasil mempengaruhi Sukra. Beberapa orang mulai trbakar semangatnya untuk berontak pada kerajaan.
Prabu Siliwangi dan Kian Santang menyamar jadi rakyat biasa. Mereka mendatangi daerah yang mendapat musibah. Ternyata Kiai Hasanudin sudah berada di tempat itu. Dengan ilmunya Kiai Hasanudin menyembuhkan orang-orang itu. Lalu menasehatinya dengan nasehat-nasehat agama.
Kiai Hasanudin berkata pada raja bahwa ada yang sengaja menebar penyakit.
Prabu Siliwaangi membagi-baagikan uang. Untuk mereka bangkit lagi. Meski dalam penyamaran, namun rakyat akhirnya tahu kalau yang member uang itu Prabu Siliwangi.
SUKRA dan para penduduk yang ingin memberontak berbondong-bondong ke istana. Tiba-tiba saja Prabu Siliwaangi sudah berdiri menghadang mereka. Sukra menyerangnya. Dengan gerakaan-gerakan ringan Prabu Siliwangi mengelak setiap serangan. Sukra kuwalahan, lalu memerintahkan penduduk menyerang. Prabu Siliwaangi menjadi raksasa. Terjadi angin ribut. Orang-orang berterbangan. Mereka akhirnya menyerah. Prabu SIliwangi mengatakan kalau ada yang bermaksud mengadu domba. Orang itu memang licin, namun suatu saat pasti ketemu. SUKRA dan kawan-kawannya akhirnya menyerah.
Prabu Siliwangi sedang berlatih silat di tempat yang rahasia. Tiba-tiba ada yang mengintip. Prabu Siliwangi lantas melancarkan serangan jarak jauh. Pengintip terpental. Prabu Siliwangi kaget. Ternyata pengintip itu adalah Kiansantang. Prabu Siliwangi marah karena jurus yang dilatih itu adalah jurus rahasia, tidak boleh ada yang melihat. Kian Santang minta maaf. Kian Santang merengek minta diajari jurus rahasia itu. Prabu Siliwangi melarang. Mengatakan, untuk mempelajari jurus itu harus punya landasan yang kuat, yaitu kekuatan fisik, kecerdasan dan terutama jiwa yang stabil. Suatu ketika, secara nggak sengaja Kiansantang melihat Walangsungsang, kakaknya berlatih jurus itu. Kiansantang protes pada ibunya, kenapa kakaknya diajari jurus itu. Berarti ayahanda pilih kasih. Nyai Subang Larang menasehati Kiansantang, pasti ayahnya punya pertimbangan tertentu. Kiansantang tetap tidak terima dengan hal itu. Dia punya daya ingat yang luar biasa. Dia putar kembali daya ingatnya, terpampang saat ayahnya latihan, lalu dia menirukannya. Dia berhasil. Kiansantang sangat girang. Dia merasa lebih jago dari kakaknya. Ada sifat sombong dlam hati. Ada seorang pencuri sedang beraksi. Kian Santang menangkap orang itu dan menghajarnya habis-habisan. Walangsungsang muncul dan mencegahnya. Lalu memarahinya, kenapa dia bertindak brutal. Walangsungsang menjawab sebab orang itu memang patut menerimanya. Lalu pergi begtu saja. Walangsungsang heran pada perubahan sifat adiknya yang menjadi kasar dan sombong. Di kampung muncul seorang pemuda bernama Gagak Lumayung. Pemuda itu sangat sakti. Namun dia jahat. Tanpa sebab dia mengobrak-abrik sebuah perguruan silat, merusak rumah orang dan merampas harta orang lewat. Dia mengaku disuruh oleh Kiansantang.
SISIPAN SCENE – SILAHKAN DIBAGI POSISINYA AGAR RITMENYA TETAP KENCENG. Perubahan sikap juga terlihat jelas saat Syeh Hasanuddin mengajarinya ngaji bersama kedua orang kakaknya. Kiansantang pergi begitu saja dengan alas an capek. Walangsungsang menegurnya, tapi Kiansantang justru marah. Syeh Hasanuddin member isyarat agar membiarkan Kiansantang pergi. Sifat pemarah itu juga ditunjukkan pada kedua orang pembantunya. Saat itu Lengser sedang istirahat sehabis membersihkan taman. Kiansantang menganggap Lengser pemalas. Lalu disuruh mengerjakan ini itu yang tidak penting sampai lengser kelelahan.Pada Nyi Ipah juga Kian Santang meminta sesuatu sambil membentak-benat. Kedua pembantu itu sangat heran. Nyai Subang Larang juga sedih pada perubahan sikap anak bungsunya itu. Karena Prabu Siliwangi sedang bersemedi, maka Nyi Subang Larang berkeluh kesah pada gurunya. Kata Syeh Hasanuddin, anak itu sedang mengalami goncangan jiwa. Jangan dipaksakan untuk berubah. Pada saatnya nanti dia juga akan kembali seperti semula.
Nama Kiansantang tercemar oleh ulah Gagak Lumayung. Setiap dia muncul orang selalu menghindar, begitu pula dengan teman-teman mainnya. Kiansantang sangat heran. Unang juga lari begitu melihat Kiansantang. Kiansantang mengejar Unang dan bertanya apa sebabnya semuanya menghindarinya. Unang lalu cerita soal pemuda bernama Gagak Lumayung. Kiansantang heran. Kiansantang mencari pemuda itu. Dan menemukannya saat gagak Lumayung sedang menghadang orang, minta hartanya dan mengaku disuruh Kiansantang. Kian Santang marah. Lalu menyerangnya. Anehnya pemuda itu menggunanakan jurus yang sama, jadi sulit dikalahkan. Bahkan sebuah serangannya berhasil membuat Kiansantang terlempar. Pemuda itu lalu melarikan diri. Peristiwa itu membuat pukulan pada jiwa Kian Santang. Kiansantang sangat penasaran. Dia terus mencari Gagak Lumayung. Sampai akhirnya dia berhasil menemukannya. Kembali terjadi ertarungan seru. Kiansantang tidak mampu menandingi keampuan Gagak Lumayung. Dia hamper celaka. Prabu Siliwangi muncul dan mengambil alih posisi Kiansantang. Dengan kesaktiannya raja berhasil mengalahkannya. Akhir pertarungan, dengan efek khusu tubuh Gagak Lumayung menjadi hologram atau apa, lalu masuk ke dalam raga Kiansantang.
Prabu Siliwangi mengatakan, sejatinya Gagak Lumayung adalah perwujudan sifat baik Kiansantang. Dia tidak setuju dengan sikap sombong Kiansantang. Maka dia keluar dan membuat keonaran. Dan itu semua bermula dari ambisi Kiansantang mempelajari ilmu rahasia. Soal kenapa dia mengajari Walangsungsang, sebab dia anak pertama, calon pengganti tahtanya kelak. Itu pun baru jurus dasar saja. Kiansantang menyadari. Dia minta maaf.
Episode 09, Senin, 04 Juni 2012
Sekelompok orang hendak mengorbankan seorang anak (Anggayana) ke dalam api. Kiansantang muncul menyelamatkan anak itu. Terjadilah pertarungan namun Kian Santang berhasil membawa anak itu pergi. Di tempat yang sudah aman Kiansantang bertanya kepada Anggayana mengapa dirinya dibakar? Angga cerita kalau kampungnya sedang dilanda kekeringan akibatnya panen gagal. Banyak yang mati kelaparan. Orang-orang meyakini arwah penunggu kampung sedang mara maka diperlukan persembahan, berupa jiwa seorang anak. Kiansantang marah mendengar itu. Kiansantang sedang berjalan-jalan dan tiba - tiba ada yang menyergapnya. Kiansantang berhasil menghindar dan terjadi pertarungan. Namun, tiba-tiba ada jaring dilempar dari pepohonan dan Kiansantang terjaring.
Kiansantang dibawa ke kampung. Otak dari penangkapan adalah ketua spiritual di kampung tadi (Sumana). Kiansantang dipaksa menenggak minuman dan minuman itu membuat Kiansantang lemas. Kiansantang hendak dikorbankan, sebagaai ganti Angga. Pada saat yang sangat kritis tiba-tiba saja muncul mahluk aneh di balik api. Mahluk itu mengaku sebagai utusan Arwah penunggu kampung. Semuanya bersujud. Pada saat itu muncul teman-teman kecil Kiansantang: Econ, Uang, juga Anggayana. Mereka membebaskan Kiansantang lalu mengajaknya pergi. Salah seorang warga sempat mengintip dikit, melihat kalau Kian Santang dibawa pergi oleh teman-temannya. Orang itu berteriak. Orang lalu berhamburan mengejar Kiansantang dan teman-temannya. Kian Santang berhasil kabur dan bersembunyi di tempat aman.
Syeh Hasanudding melihat sebuah mushollah yang tak terurus. Seseorang (Ujang) datang, bukannya ikut sholat, tetapi malah marah-marah karena suara Adzan tersebut. Ujang akhirnya sadar lalu mengatakan kalau sebelumnya kampung itu bernuansa Islami, namun datanglah Sumana dengan kesaktiannya Sumana mempengaruhiorang-orang,dsampai akhirnya orang-orang meninggalkan sholat. Dan sekarang Sumana menjadi panutan orang kampung.
Anak buah Sumana mengetahui persembunyian Kian santang dan teman-temannya untung seorang petani tua menolong(Syeh Hasanuddin). Syeh Hasanuddin lantas mengembalikan kekuatan Kiansantang seperti semula. Syeh Hasanuddin mengajak Ujang dan anak-anak sholat istiqo’. Meminta hujan. Orang-orang kampong menotonnya sambil mengolok-olok. Hujan pun datang. Orang-orang akhirnya percaya pada ajakan Syeh Hasanuddin. Sumana marah. Bersama anak buahnya dia menyerang Syeh Hasanuddin. Terjadi pertarungan seru. Dibantu Kiansantang Sumana dan anak buahya kabur.
Orang-orang akhirnya kembali menjalankan perintah agama. Merekabergotong royong membangun masjid.Sementara Kiansantang ngajarin ngaji.
Kiansantang dibawa ke kampung. Otak dari penangkapan adalah ketua spiritual di kampung tadi (Sumana). Kiansantang dipaksa menenggak minuman dan minuman itu membuat Kiansantang lemas. Kiansantang hendak dikorbankan, sebagaai ganti Angga. Pada saat yang sangat kritis tiba-tiba saja muncul mahluk aneh di balik api. Mahluk itu mengaku sebagai utusan Arwah penunggu kampung. Semuanya bersujud. Pada saat itu muncul teman-teman kecil Kiansantang: Econ, Uang, juga Anggayana. Mereka membebaskan Kiansantang lalu mengajaknya pergi. Salah seorang warga sempat mengintip dikit, melihat kalau Kian Santang dibawa pergi oleh teman-temannya. Orang itu berteriak. Orang lalu berhamburan mengejar Kiansantang dan teman-temannya. Kian Santang berhasil kabur dan bersembunyi di tempat aman.
Syeh Hasanudding melihat sebuah mushollah yang tak terurus. Seseorang (Ujang) datang, bukannya ikut sholat, tetapi malah marah-marah karena suara Adzan tersebut. Ujang akhirnya sadar lalu mengatakan kalau sebelumnya kampung itu bernuansa Islami, namun datanglah Sumana dengan kesaktiannya Sumana mempengaruhiorang-orang,dsampai akhirnya orang-orang meninggalkan sholat. Dan sekarang Sumana menjadi panutan orang kampung.
Anak buah Sumana mengetahui persembunyian Kian santang dan teman-temannya untung seorang petani tua menolong(Syeh Hasanuddin). Syeh Hasanuddin lantas mengembalikan kekuatan Kiansantang seperti semula. Syeh Hasanuddin mengajak Ujang dan anak-anak sholat istiqo’. Meminta hujan. Orang-orang kampong menotonnya sambil mengolok-olok. Hujan pun datang. Orang-orang akhirnya percaya pada ajakan Syeh Hasanuddin. Sumana marah. Bersama anak buahnya dia menyerang Syeh Hasanuddin. Terjadi pertarungan seru. Dibantu Kiansantang Sumana dan anak buahya kabur.
Orang-orang akhirnya kembali menjalankan perintah agama. Merekabergotong royong membangun masjid.Sementara Kiansantang ngajarin ngaji.
Episode 10, Selasa, 05 Juni 2012
Istana Pajajaran kembali geger karena Seluruh tubuh Rara Santang dipenuhi oleh sisik yang mengeluarkan bau tak sedap sehingga ia malu dan tidak mau keluar. Ternyata bukan hanya Rara Santang yang menderita penyakit, beberapa rakyat Pajajaran pun menderita berbagai penyakit aneh. Nyi Ipah terkena penyakit dimana tubuhnya mengeluarkan nanah yang berbau amis. Keadaan Pajajaran yang hampir lumpuh itu tidak disia-siakan oleh Barna dan Karta. Kedua anak buah Nini Durga itu dengan leluasa melakukan perampokan tanpa mendapat perlawanan berarti dari rakyat yang sudah lemah.
Penyakit yang diderita Rara Santang dan lainnya itu merupakan ulah Nini Durga yang menebarkan penyakit secara gaib. Nini Durga sengaja melakukan itu karena tak mampu melawan Prabu Siliwangi yang sakti. Berbagai tabib sudah didatangkan ke Pajajaran untuk mengobati berbagai penyakit tersebut. Tapi tak satupun yang mampu menyembuhkan Rara Santang dan juga para penduduk. Dari ilham yang diterima oleh Kyai Hasanudin, bahwa seluruh penyakit yang melanda Pajajaran bisa dimusnahkan dengan “cai’ kahuripan”, yang merupakan air suci yang hanya terdapat di danau puncak gunung Sabeulah.
Kiansantang langsung menawarkan diri untuk mengambil “CAI KAHURIPAN” tersebut. Prabu Siliwangi melarangnya karena Gunung Sabeulah dihuni oleh seekora ular naga yang sangat ganas. Tapi Kiansantang tak peduli. Demi kesembuhan kakaknya dan juga seluruh rakyat Pajajaran, ia rela mengorbankan jiwa dan raganya. Akhirnya Kiansantang diijinkan pergi dengan ditemani oleh Lengser. Kiansantang hanya dibekali tasbih oleh Kyai Hasanudin untuk menjaga dirinya. Unang dan Econ pun ingin ikut serta, karena keluarga mereka pun terkena wabah penyakit.
Nini Durga yakin, Kiansantang tak aka selamat dalam perjalanan. Dan itu berarti, tak akan adalagi orang yang bakal menjadi musuh besarnya yang akan menghambat segala bentuk kejahatan yang dilakukannya.
Ternyata perjalanan mencari “CAI KAHURIPAN” tidak gampang. Mereka harus menghadapi berbagai makhluk yang mengerikan. Kiansantang berhasil mengalahkan mereka satu-persatu. Bahkan tidak hanya itu, makhluk-makhluk tersebut akhirnya dapat dimanfaatkannya untuk mencari air yang dimaksud. Hingga akhirnya sampailah mereka ke danau, sumber “cai kahuripan”.
Melihat kemunculan Kiansantang dan rombongannya, naga sakti penunggu danau itu marah dan langsung menyerang Kiansantang. Terjadilah pertarungan yang sangat seru. Dan ketika sang Naga hendak membunuhnya, tiba-tiba menjerit kesakitan tatkala melihat Tasbih yang dikalungkan di leher Kiansantang. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Kiansantang yang segera bangkit dan melumpuhkannya. Sang Naga akhirnya bertekuk lutut dan mohon agar tidak dibunuh. Kiansantang mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang pembunuh. Ia hanya menginginkan “cai kahuripan” untuk mengobati kakaknya dan juga seluruh rakyat yang menderita penyakit aneh.
Nini Durga yang mengawasi setiap gerak langkah Kiansantang dari air di tempayannya marah besar ketika mengetahui musuhnya itu berhasil memperoleh air kahuripan. Lantas ia pun bergegas mencegat Kiansantang yang sedang dalam perjalanan pulang. Tapi Nini Durga tak menyangka kalau Kiansantang ditemani sang Naga. Akibatnya terjadi pertarungan sengit antara Nini Durga dengan sang Naga.
Akhirnya kiansantang bisa menyembuhkan seluruh rakyat dan juga kakaknya dengan air kahuripan. Sedangkan Nini Durga hanya bisa mengumpat atas kegagalan dirinya sendiri.
Episode 11, Rabu, 06 Juni 2012
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepadaEpisode 11, Rabu, 06 Juni 2012
Istana Pajajaran kembali geger karena Seluruh tubuh Rara Santang dipenuhi oleh sisik yang mengeluarkan bau tak sedap sehingga ia malu dan tidak mau keluar. Ternyata bukan hanya Rara Santang yang menderita penyakit, beberapa rakyat Pajajaran pun menderita berbagai penyakit aneh. Nyi Ipah terkena penyakit dimana tubuhnya mengeluarkan nanah yang berbau amis. Keadaan Pajajaran yang hampir lumpuh itu tidak disia-siakan oleh Barna dan Karta. Kedua anak buah Nini Durga itu dengan leluasa melakukan perampokan tanpa mendapat perlawanan berarti dari rakyat yang sudah lemah.
Penyakit yang diderita Rara Santang dan lainnya itu merupakan ulah Nini Durga yang menebarkan penyakit secara gaib. Nini Durga sengaja melakukan itu karena tak mampu melawan Prabu Siliwangi yang sakti. Berbagai tabib sudah didatangkan ke Pajajaran untuk mengobati berbagai penyakit tersebut. Tapi tak satupun yang mampu menyembuhkan Rara Santang dan juga para penduduk. Dari ilham yang diterima oleh Kyai Hasanudin, bahwa seluruh penyakit yang melanda Pajajaran bisa dimusnahkan dengan “cai’ kahuripan”, yang merupakan air suci yang hanya terdapat di danau puncak gunung Sabeulah.
Kiansantang langsung menawarkan diri untuk mengambil “CAI KAHURIPAN” tersebut. Prabu Siliwangi melarangnya karena Gunung Sabeulah dihuni oleh seekora ular naga yang sangat ganas. Tapi Kiansantang tak peduli. Demi kesembuhan kakaknya dan juga seluruh rakyat Pajajaran, ia rela mengorbankan jiwa dan raganya. Akhirnya Kiansantang diijinkan pergi dengan ditemani oleh Lengser. Kiansantang hanya dibekali tasbih oleh Kyai Hasanudin untuk menjaga dirinya. Unang dan Econ pun ingin ikut serta, karena keluarga mereka pun terkena wabah penyakit.
Nini Durga yakin, Kiansantang tak aka selamat dalam perjalanan. Dan itu berarti, tak akan adalagi orang yang bakal menjadi musuh besarnya yang akan menghambat segala bentuk kejahatan yang dilakukannya.
Ternyata perjalanan mencari “CAI KAHURIPAN” tidak gampang. Mereka harus menghadapi berbagai makhluk yang mengerikan. Kiansantang berhasil mengalahkan mereka satu-persatu. Bahkan tidak hanya itu, makhluk-makhluk tersebut akhirnya dapat dimanfaatkannya untuk mencari air yang dimaksud. Hingga akhirnya sampailah mereka ke danau, sumber “cai kahuripan”.
Melihat kemunculan Kiansantang dan rombongannya, naga sakti penunggu danau itu marah dan langsung menyerang Kiansantang. Terjadilah pertarungan yang sangat seru. Dan ketika sang Naga hendak membunuhnya, tiba-tiba menjerit kesakitan tatkala melihat Tasbih yang dikalungkan di leher Kiansantang. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Kiansantang yang segera bangkit dan melumpuhkannya. Sang Naga akhirnya bertekuk lutut dan mohon agar tidak dibunuh. Kiansantang mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang pembunuh. Ia hanya menginginkan “cai kahuripan” untuk mengobati kakaknya dan juga seluruh rakyat yang menderita penyakit aneh.
Nini Durga yang mengawasi setiap gerak langkah Kiansantang dari air di tempayannya marah besar ketika mengetahui musuhnya itu berhasil memperoleh air kahuripan. Lantas ia pun bergegas mencegat Kiansantang yang sedang dalam perjalanan pulang. Tapi Nini Durga tak menyangka kalau Kiansantang ditemani sang Naga. Akibatnya terjadi pertarungan sengit antara Nini Durga dengan sang Naga.
Akhirnya kiansantang bisa menyembuhkan seluruh rakyat dan juga kakaknya dengan air kahuripan. Sedangkan Nini Durga hanya bisa mengumpat atas kegagalan dirinya sendiri.
Episode 12, Kamis, 07 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 13, Jumat, 08 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 13, Jumat, 08 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 14, Minggu, 10 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 15, Senin, 11 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 16, Selasa, 12 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 17, Rabu, 13 Juni 2012 Episode 15, Senin, 11 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 16, Selasa, 12 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 19, Jumat, 15 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 22, Senin, 18 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 23, Selasa, 19 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 24, Rabu, 20 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 25, Kamis, 21 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Episode 26, Jumat, 22 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 28, Minggu, 24 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 29, Senin, 25 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 22, Senin, 18 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 23, Selasa, 19 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 24, Rabu, 20 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 25, Kamis, 21 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Episode 26, Jumat, 22 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 28, Minggu, 24 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
Episode 29, Senin, 25 Juni 2012
Gagal panen melanda Pajajaran. Raja hendak membagikan simpanan beras dari lumbung milik Negara. Tapi lumbung dibakar anak buah Nini Durga, beruntung masih ada yang bias di selamatkan dan dibagi. Senapati ditugaskan membagi sisa beras. Senapati sengaja membagikan secara tidak merata, sehingga timbul kekacauan. Kiansantang dan Syeh Hasanuddin turun tangan menenangkan suasana. Keadaan pun kembali tenang. Senapati menyuruh Nini Durga untuk mempengaruhi rakyat. Nini Durga lalu menyamar menjadi rentenir, bernama Nyi Mas Ganda Icis. Rakyat yang kesulitan ekonomi lalu berbondong-bondong berhutang ke Nyi Mas Ganda Icis. Anak buah Nyi Pelet mencegah masuknya pedagang dari luar. Sedangkan anak buah yang lain memborong barang-barang sembako di pasar. Praktis rakyat kota raja benar-benar mengalami kesulitan. Keadaan itu diharapkan oleh Senapati dan Nini Durga bakal menimbulkan kekacauan. Rakyat tidak percaya pada kepemimpinan Prabu Siliwangi.
Kiansantang dan Walangsungsang keluar istana untuk mencari sarana untuk mengakhiri keadaan buruk itu. Kiansantang ketemu Pengemis tua yang pernah ditolongnya. Ternyata pengemis itu adalah orang sakti. Pengemis memberinya ramuan yang bias menumbuhkan tanaman dengan segera. Kiansantang lalu membagikan ramuan itu. Petani menaburkan ramuan. Maka padi pun tumbuh dengan cepat. Nini Durga tidak senang melihat hal itu. Dia lalu memanggil hama tikus untuk menghancurkan tanaman. Kiansantang mencegah ulah Nini Durga. Terjadi pertarungan. Kiansantang memanfaatkan tikus-tikus untuk menyerang balik Nini Durga. Wanita itu berlari-lari dikejar ribuan tikus. Panen raya tiba. Yang hasil padinya bagus berbagi pada yang tanamannya nggak tumbuh. Orang-orang berzakat untuk hasil panennya. Kiai Hasanuddin membeberkan tentang Zakat. Allah akan mencabut keberkahan pada negeri yang orang-orangnya tidak mau berzakat.
http://www.mdentertainment.net/
http://www.mnctv.com/
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)