Pemain Sinetron Aliya
Dea Annisa sebagai Aliya
Irwansyah sebagai Gilang/Galang
Billy Davidson sebagai Faris
Afifa Syahira sebagai Marina
Gege Elisa sebagai Gisha
Shandy Isabella sebagai
Jihan Fahira sebagai Shinta
Restu Sinaga sebagai Wisnu
Gunawan sebagai Anjar
Natasha Dewanti sebagai Winda
Marini Burhan sebagai Laila
Lagu Tema: Menyambut Janji
Penyanyi: Letto
Cerita & Skenario: Ina Rosamaya
Sutradara: Maruli Ara & Doddy Djanas
Produser: Titin Suryani
Produksi: Verona Pictures © 2011
Tayang: Mulai 21 November 2012
Jadwal Tayang: Setiap hari Isnin - Khamis di Slot Sinetron TV3
Sinopsis Global
ALIYA adalah sosok gadis baik dan jujur yang lahir dari pernikahan Anjar dan Shinta. Sayang, kisah hidup Aliya tidaklah semanis wajahnya. Berbagai konflik selalu menghiasi perjalanan hidup Aliya, termasuk masalah keluarga dan cerita kisah cintanya yang tragis.
Gadis malang itu harus merasakan kehidupan dalam penjara, karena dituduh membunuh Gilang, kekasihnya. Aliya menganggap lika liku kehidupan itu adalah sebuah pengorbanan untuk ibundanya. Di sisi lain, karena Gilang telah tiada, Aliya menganggap tidak ada lagi laki-laki lain yang dia cintai.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Aliya akhirnya mengetahui bahwa Shinta adalah ibu kandungnya? Mungkinkah Shinta akan kembali bersatu dengan Anjar? Lantas, kepada siapa Aliya akan melabuhkan cintanya? Fariz yang benar-benar mencintainya atau Galang yang mirip Gilang mantan kekasih Aliya?
Sambungan sinopsis sinetron Aliya Episode 32 pada 15 Januari 2013
Sandra memberitahu Wisnu dan Shinta bahawa Marina nekad untuk membakar dirinya.
Wisnu: Bakar dirinya sendiri?
Sandra: Dia udah nekad. Dia siram badannya dengan minyak dan nyalakan api. Mujur saja Galang datang dan memadamkan api itu kalau tidak gimana coba? Maka aku datang ke sini, aku minta bantuan kamu, Wisnu. Kita harus cari jalan keluar untuk Marina. Aku telah berfikir kalau kita harus tetap menikahkan Marina dengan Galang. Kalau perlu kita cari penghulu lain. Dana kalau sampai pernikahan ini terjadi aku nggak mau istri kamu itu datang lagi.
Mereka harus cari jalan keluar untuk melangsungkan pernikahan Marina dengan Galang. Shinta cuba nasihati Sandra pernikahan itu tidak boleh diteruskan selagi Marina masih mengandung.
Shinta: Sandra kamu ini nekad sekali jadi orangnya. Jelas-jelas itu bertentangan dengan agama. Nggak boleh Sandra, itu haram. Kamu ngerti nggak sih. Kok kamu tega sih suruh anak kamu sendiri itu nikah sama perempuan kaya Marina. Kamu dah hampir gila, Sandra. Kalau Marina itu perempuan sihat dan normal dia nggak mungkin bakar dirinya sendiri, dong.
Sandra: Dia begitu karena kamu gagalkan pernikahannya.Makanya dia tertekan.
Shinta: Kalau pun bukan saya yang omong pasti ada orang lain. Entah Galang, entah siapa punlah karna kenyataannya Marina kan sedang hamil? Kamu gimana sih?
Sandra: Nggak mungkin karna cuma kamu yang kepikiran begitu.
Namun menurut Sandra bahawa Shinta cemburu dan Shinta risaukan tentang harta yang akan jatuh ke tangan Galang dan Marina suatu saat nanti.
Sandra: Mengaku deh..
Wisnu tidak tahan lagi dengan sikap Sandra dan dia mula mengeluarkan suaranya mahu memberhentikan semua tuduhan Sandra yang bukan-bukan. Wisnu setuju dengan pendapat Shinta pada kali ini.
Wisnu: Kalau sampai Marina berani senekad itu, aku juga takut untuk memberikan anak aku kahwin dengan orang seperti itu. Kalo rumah tangga sedikit-sedikit mengancam bunuh diri, atau dia mengancam melukai dirinya sendiri, kesian Galang kan?
Kata Wisnu lagipun apa yang diakui Marina ini sudah di luar batas.
Wisnu: Kalau Marina berani melakukan tindakan senekad itu, dia nggak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi dia juga bahayakan kandungan yang adalah anaknya Gilang, Sandra.
Sandra; Tapi Wisnu...
Wisnu: Aku rasa, sebaiknya dia dibawa ke pakar psikiatri. Pulihkan jiwanya setelah itu bolehlah kita bahas kemungkinan pernikahan.
Lebih baik Marina mendapat rawatan dahulu dan pernikahannya dibincangkan kemudian.
Sandra memberitahu Marina tentang apa yang Wisnu katakan sebentar tadi padanya. Marina terkejut dia harus jumpa dengan psikiatri.
Marina: Aneh-aneh saja, aku gila apa?
Sandra: Kamu tenang dulu, Marina.
Marina: Gimana aku bisa tenang, tante. Om Wisnu itu ada-ada saja. Aku itu mau nikah sama Galang. Bukannya nak ke psikiatri. Apain coba.
Marina yakin Om Wisnu telah dipengaruhi oleh Shinta. Sebelumnya Om Wisnu kan belakan dia. Kenapa pula sekarang jadi begini. Marina tidak habis fikir tentang hal itu. Marina rasakan Om Wisnu itu aneh. Sandra juga sependapat dengan Marina dan berasa kesal sama Shinta, kenapa Shinta begitu menuyusahkan dirinya sementara Galang adalah anaknya dan bukannya anak Shinta. Marina mahu tahu bagaimana nasib dirinya dan anak Gilang sekarang. Kata Sandra apa yang dapat mereka lakukan sekarang cuma bersabar dan mereka harus tunggu sampai bayi Marina lahir.
Sandra: Kamu jangan stress, ya. Kamu sabar dulu. Sekarang kamu istirahat.
Marina tidak mahu tunggu hingga anaknya dilahirkan kerana itu akan menimbulkan banyak masalah yang lain. Marina tuduh Shinta adalah penyebabnya yang selalu mencari masalah.
Marina menerima panggilan daripada Dana. Marina tidak faham dengan maksud Dana. Dana tidak mahu dirinya dilibatkan dalam hal itu. Setelah panggilan dimatikan, Marina marah-marah kenapa Aliya selalu ikut campur dalam urusannya.
Kebetulan Hendri terdengar perbualan Dana menelefon Marina dan Hendri tanya apakah dia tidak memalsukan tentang tes DNA tersebut. Dana menafikannya.
Hendri: Kamu tidak main-main dalam hal ini kan?
Dana: Beneran, pa. Kenapa papa nggak percaya sama aku? Papa lebih percaya sama Faris, ya?
Hendri: Bukan begitu, Dana, bukan itu maksud papa. Papa percaya sekarang sama kamu. Tapi papa minta kamu jangan buat masalah lagi di sini, di hotel ini. Sekali lagi kamu buat masalah papa tidak akan maafkan kamu. Ngerti.
Hendri tidak mahu Dana memberi masalah pada hotel mereka lagi. Dana mengangguk tanda faham tentang apa yang diingini papanya.
Hendri: Kembali bekerja kamu.
Hendri keluar dari ruangan Dana.
Galang terkenang semula tentang kata-kata Aliya yang dia jujur tidak mempunyai sebarang hubungan dengan Gilang dan mereka tidak pernah bertunang. Galang tahu Aliya melakukan semua itu pasti ada sesuatu di sebalik sikap Aliya.
Wisnu pergi menemui Galang di kantornya.Galang tanya papanya ada apa papanya mahu bertemu dengannya pagi-pagi begitu. Wisnu mahu minta maaf pada Galang kalau kemarin dia telah memaksa Galang untuk menikahi Marina. Wisnu setuju dengan pendapat Galang. Kata Wisnu dia memang tidak mempunyai pendirian tetapi sekarang dia sudah sedar yang menikahi Marina itu sama sekali bukan tanggungjawab Galang. Galang bersyukur kerana papanya sudah mengerti tentang hal itu. Galang berterima kasih pada papanya tetapi papanya minta Galang jangan berterima kasih padanya, Galang harus terima kasih sama Shinta kerana selama ini Shinta selalu membela Galang. Shinta itu konsisten dalam pendiriannya sekalipun Wisnu tentang, sambung Wisnu lagi. Shinta nggak pernah menyerah.
Sewaktu perbualan Wisnu, Marina muncul dan minta Wisnu untuk cari jalan keluar untuknya dan juga bayinya.
Wisnu: Marina, om rasa om punya jalan keluar untuk kamu.
Marina: Om serius? Maksudnya aku jadi nikah?
Wisnu suruh Marina usah khawatir tentang semua keperluan kewangannya. Tetapi kalau soal pernikahan sebaiknya Marina bicara sama Galang karena Wisnu nggak bisa memaksa lagi. Itu semua adalah hak diri Galang.Wisnu juga ingatkan Marina jangan lagi coba untuk bunuh diri kalau dia benar-benar sayangkan Gilang karena kalau sampai Marina melakukan hal itu bermakna Marina sama sekali tidak menghargai keluarga Gilang dan dia tidak akan pedulikan lagi sama Marina.Galang tersenyum memandang wajah Marina.
Setelah Wisnu keluar dari ruangan Galang, Galang kata pada Marina tindakan Marina keterlaluan dan tiada siapa yang simpati dengan Marina sebaliknya mereka akan muak sama Marina. Apa lagi kalau terbukti anak dalam kandungan Marina itu bukan anaknya Gilang. Bukan Galang, Wisnu atau Shinta yang akan mengusir Marina tetapi mamanya juga akan mengusir Marina. Setelah Galang beredar dari situ, raut wajah Marina kelihatan begitu geram sekali.
Faris nampak Aliya di hotel sewaktu bertugas tetapi dia tidak menegur sapa dengan Aliya. Marina pergi menemui Aliya dan marahkannya kenapa dia ikut campur dalam masalahnya.
Marina hampir menampar Aliya tetapi dicegah oleh Galang. Kata Galang dia sengaja membawa cincin itu untuk dibuang di depan mata Aliya.
Galang: Aku sengaja bawa kalung dan cincin ini aku pengen buang di depan kamu.
Menurut Galang lagi semuanya sudah berakhir dan Aliya tidak mempunyai sebarang kenangan tentang Gilang.Galang meninggalkan Aliya keseorangan di situ.
Babak seterusnya menceritakan Mutia sengaja menuangkan sup panas ke baju Shinta. Shinta terbangun kaget. Shinta menegur Mutia yang telah keterlaluan. Namun apabila Mutia kata dia tidak sengaja, Gisha memarahinya dan berkata Mutia bohong. Gisha tahu Mutia sengaja buat begitu. Tetapi dengan marah Mutia suruh Gisha diam. Shinta suruh Mutia jangan kurang ajar bentak-bentak anaknya.
Mutia: Saya nggak takut sama kalian berdua.
Shinta, Gisha dan Mutia mula bergaduh. Pada waktu itu Wisnu dan Ajar sampai di ruang makan untuk berhentikan pergadungan tersebut.
Mutia pura-pura bersikap seperti dia memang tidak sengaja menuangkan sup tersebut pada Shinta. Setelah Shinta dan Wisnu beredar dari situ Gisha juga ikuti Wisnu dan Shinta. Sebelum itu dia melafazkan "kalian jahat" pada Anjar dan Mutia.
Galang tanya kenapa Aliya mencari kalung itu kerana dia tiada hubungan dengan Gilang. Galang minta Aliya untuk membantunya perbaiki nama baik Gilang. Galang tidak rela kalau Gilang dituduh menghamili orang di luar nikah. Tapi malangnya sambung Galang lagi Aliya adalah seorang pengecut. Walaupun sudah 18 tahun Galang tidak bertemu dengan Gilang tetapi dia tidak rela Gilang dituduh begitu. Kata Galang lagi, Gilang telah memilih Aliya sebagai pendampingnya tetapi... Aliya mengaku dia memang pengecut. Aliya suruh Galang jangan ganggu dia lagi. Setelah Aliya terus meninggalkan Galang bersendirian.
Hendri akhirnya bertemu juga dengan Atikah. Hendri dan Atikah begitu gembira apabila mereka bertemu kembali setelah sekian lama terpisah. Namun Atikah minta maaf pada Hendri kerana dia harus pergi. Hendri minta Atikah tunggu sebentar. Kata Hendri Atikah tidak boleh pergi seenaknya saja setelah dia menemukan Atikah. Banyak hal yang harus mereka bicarakan.Tetapi jawapan yang diberikan Atikah adalah dia tidak mempunyai apa yang harus dibicarakan pada Hendri. Hendri mempunyai banyak sekali pertanyaan terhadap Atikah.
Hendri: Pertama tentang anak kita. Apa benar anak kita sudah meninggal seperti yang ibu katakan?
Hendri tanya apakah benar anak mereka telah meninggal sebagaimana kata ibunya. Atikah teringat kembali tentang dia memberitahu ibunya Hendri bahawa anak dia sama Mas Hendri sudah meninggal ketika bayi.
Terasa sukar bagi Atikah untuk menjawab pertanyaan Hendri. Dia tidak tahu sama ada dia harus memberitahu Mas Hendri tentang Gisha. Hendri minta Atikah jawab pertanyaan dia. Ibu Puspa ternampak Hendri sedang bersama Atikah. Begitu juga Atikah, apabila dia melihat Ibu Puspa, Atikah terus pergi dari situ tanpa menjawab pertanyaan Hendri. Hendri mengejar Atikah. Ibu Puspa suruh supir mereka kejar anaknya jangan sampai kehilangan.
Ibunya Hendri pula cuba menghalang Hendri daripada kejar Atikah. Ibu Puspa tidak membenarkan Hendri mengejar Atikah. Hendri terpaksa membatalkan usahanya untuk terus mengejar Atikah apabila ibunya tiba-tiba berasa kurang sihat. Mereka masuk ke dalam mobil semula. Atikah yang masih larikan dirinya dari pandangan Hendri terlanggar seorang penjaja yang menjual buah-buahan. Malang tidak berbau Atikah mendapat kecelakaan apabila dia ditabrak oleh sebuah angkot yang kebetulan lalu di jalan itu. Shinta hairan kenapa angkot tersebut berhenti di tengah jalan.
Tiba-tiba seseorang mengetuk tingkap mobil Shinta dan Shinta diberitahu ada korban kecelakaan dan minta bantuannya untuk membawa dia ke rumah sakit. Shinta terkejut Atikah adalah korban kecelakaan tersebut.. Shinta minta Atikah bertahan sementara dia membawanya ke rumah sakit. Atikah cedera parah. Di rumah, perasaan Gisha tiba-tiba kurang enak. Gisha dengan tidak sengaja memecahkan pasu bunga sewaktu dia menelefon Shinta. Shinta memberitahu Gisha dia sedang berada di jalan. Gisha bersyukur kerana Shinta berada dalam keadaan baik-baik sahaja tetapi Gisha kesedihan mendengar berita tentang Atikah yang baru mendapat kecelakaan. Gisha panik dan Anjar bersedia untuk menghantar Gisha ke rumah sakit.
Mutia menyindir Gisha manja selalu harus dihantar ke mana-mana. Anjar suruh Mutia diam dan jaga mulutnya. Kemudian Mutia kata dia hampir lupa yang Gisha adalah anak kandung Anjar. Sekali lagi Anjar suruh Mutia tutup mulutnya namun ditanya Mutia kenapa dia cuma mahu Gisha sadar juga dia itu bukan orang kaya.
Mutia: Ini bapa kamu. Jadi kamu nggak bisa buat sesuka hati.
Gisha tidak tahan dengan sikap Mutia lagi lalu dia suruh Mutia diam jangan kurang ajar kerana dia cuma pembantu di rumah itu.
Mutia: Heh, kurang ajar kamu. Saya kasi tau kat kamu. Saya yang pegang semua rahsia ibu kamu sama bapa kamu.
Mutia juga memberitahu Gisha dia yang pegang semua rahsia tentang orang tuanya. Mutia tanya Gisha apakah Gisha mahu dia memberitahu Pak Wisnu. Mutia mengancam akan memberitahu hal itu pada Pak Wisnu nanti. Gisha menolak Mutia dan menguncikan Mutia dalam rumah dan menyuruh Anjar menghantarnya ke rumah sakit.
Dalam perjalanan pulang, Hendri tanya ibunya kenapa ibunya halang dia tadi kerana dia hampir saja tangkap Atikah. Kata Hendri lagi bukankah ibunya tahu yang dia sudah lama tidak bertemu dengan Atikah. Namun kata Ibu Puspa bukannya Hendri risaukan dirinya malah difikirkan tentang Atikah pula. Sambung Ibu Puspa lagi, bagaimana sekiranya sesuatu terjadi pada ibunya tadi. Jawab Hendri dia bukan bermaksud begitu. Ibu Puspa beritahu anaknya bahawa jantungnya sakit kerana Hendri fikirkan tentang Atikah. Hendri memberi ubat pada ibunya. untuk melegakan kesakitan. Hendri terpaksa turun dari mobil untuk pergi ke pasar mini berdekatan untuk membeli air untuk ibunya.
Dalam hati Ibu Puspa, dia berkata pada dirinya sejak kapan pun dia tidak akan membenarkan Hendri bertemu sama Atikah.
Di rumah sakit, Shinta masih risaukan keadaan Atikah yang cedera parah akibat kecelakaan itu. Shinta bercadang untuk menghubungi keluarga Atikah. Tetapi selain Gisha Shinta tidak tahu lagi siapa keluarganya Atikah. Kemudian Shinta teringat pada Hendri yang juga mempunyai hubungan rapat dengan Atikah. Shinta menelefon Hendri memberitahunya Atikah mendapat kecelakaan. Tetapi ibunya Hendri yang menjawab panggilan tersebut tanpa pengetahuan Hendri. Shinta hairan kenapa telefonnya dimatikan. Apabila Shinta mahu menghubungi Hendri sekali lagi, suster keluar dari ruangan Atikah dan memberitahu Shinta bahawa Ibu Atikah mahu menemui Shinta. Shinta batalkan niatnya untuk menelefon lagi.
Penghujung Episode 32
Babak-babak akhir episode ini terus menceritakan tentang Atikah berada dalam keadaan kritikal.Dengan nada suara yang lemah, Atikah terus meminta maaf pada Shinta. Shinta bingung kenapa Atikah minta maaf kerana dia tidak bersalah. Atikah terkenang kembali sewaktu Shinta tanya Atikah di mana anaknya dan Atikah telah memberitahu Shinta bahawa anaknya berada di sebelahnya, waktu itu Gisha yang berada di sebelah Shinta.
Atikah: Saya telah banyak bersalah sama Ibu Shinta dan juga Pak Wisnu.
Shinta: Salah apa, Ibu Atikah? Salah apa, ibu nggak salah apa-apa sama saya.
Anjar masih dalam perjalanan bersama Gisha ke rumah sakit untuk menemui Atikah. Gisha menggesa Anjar memandu dengan lebih cepat lagi. Anjar mengiakan permintaan Gisha. Gisha terus berdoa agar ibunya diselamatkan. Anjar menasihati Gisha untuk besabar dan harus tabah. Kata Anjar ibunya tentu baik-baik saja.
Namun Gisha tidak menghargai kata-kata Anjar itu malah dia suruh Anjar jangan cuba hiburkannya. Gisha mahu Anjar konsentrasi di jalan agar dia cepat sampai di rumah sakit. Anjar memberitahu Gisha terdapat kesesakan lalu lintas.Gisha terus turun dari mobil. Anjar cuba tenangkan Gisha tetapi Gisha tidak mempedulikan niat baik Anjar. Apabila Anjar mahu menemani Gisha, Gisha malah memberitahu Anjar bahawa dia tidak butuh dia ditemani kerana katanya Anjar bukan siapa-siapanya dia pada Gisha. Hati Anjar berasa begitu pedih mendengar kata-kata Gisha sebentar tadi.
Di rumah sakit: Atikah memberitahu Shinta bahawa dia telah membohonginya dan juga Pak Wisnu. Namun Shinta tidak faham apa yang Atikah telah bohonginya. Dalam keadaan tenat, Atikah menjelaskan pada Shinta bahawa sebenarnya... tiba-tiba Atikah berasa kesesakan nafas dan kemudian dia memegang tangan Shinta dan minta Shinta jangan panggilkan doktor kerana dia yakin waktunya sudah sampai.
Atikah: Ibu, tolong dengarkan saya.
Shinta: Ya, saya sedang dengar.
Atikah terus meminta maaf pada Shinta. Tetapi Shinta tidak tahu dia harus maafkan Atikah tentang apa. Sambil menangis Atikah menerangkan pada Shinta bahawa sebenarnya Gisha bukannya anak kandung Shinta. Shinta panasaran mendengarnya.
Shinta: Gisha bukan anak kandung saya? Jadi anak kandung saya siapa, Bu Atikah?
Atikah memberitahu Shinta bahawa anak kandungnya masih hidup.
Shinta: Siapa dia, siapa dia Bu Atikah, siapa dia?
Atikah: Dia... dia.. dia adalah...
Atikah tidak sempat memberitahu Shinta. Shinta meminta tolong memanggil doktor.
Shinta terkenang semula dengan penjelasan Atikah yang memberitahunya bahawa Gisha bukan anak kandungnya. Kemudian Shinta juga teringat semula tentang Hendri yang pernah menemuinya seketika dahulu untuk memastikan sesuatu dan menemui seseorang di rumahnya. Shinta tanya apa urusan Hendri sama Gisha. Kemungkinan besar Gisha itu anak kandung Hendri. Shinta terus memikirkan siapa anak kandungnya yang sebenar. Suara hati Shinta memberitahunya selama ini Ibu Atikah telah membohonginya. Gisha bukan anak kandung Shinta tetapi anak kandungnya Atikah sendiri.
Shinta: Kalau begitu mana anakku?
Sedang Shinta memikirkan siapa anak kandungnya, ibunya Hendri muncul di depan Shinta.
Shinta: Ibu?
Ibunya Hendri: Oh ternyata kamu masih ingat sama saya, Shinta?
Shinta tanya ibunya Hendri kenapa dia sampai ke situ menemuinya. Menurut ibunya Hendri, sebenarnya dia nggak mahu punya urusan sama Shinta tetapi katanya Shinta yang mulai mengusik keluarganya.
Shinta: Maksud ibu apa?
Ibunya Hendri: Sekarang saya tanya sama kamu? Untuk apa kamu menghubungi Hendri?
Shinta teringat ketika dia menelefon Hendri untuk memintanya pergi ke rumah sakit dengan segera karena Atikah mendapat kecelakaan.
Kisah seterusnya Aliya bersambung lagi pada keesokan hari. Terus mengikuti Aliya pada 16 Januari 2013 dalam Episode 33 nanti.
Sinetron Aliya Episode 32 pada 15 Januari 2013
Sinetron Aliya Episode 32 Part 1
Sinetron Aliya Episode 32 Part 2
Sinetron Aliya Episode 32 Part 3
Sinetron Aliya Episode 32 Part 4-4
Terlebih dahulu saya ingin meminta maaf kerana terdapat banyak kesilapan dalam ejaan, struktur ayat dan tatabahasa sewaktu saya menulis sinopsis ini. Terima kasih kepada semua yang telah singgah di sini.
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.sctv.co.id
http://www.tv3.com.my/
http://id.wikipedia.org/
SenCy_TVkoe: http://www.lautanindonesia.com/
http://clorofilawards.wordpress.com
http://pangeran229.wordpress.com/
http://niazuramaria.blogspot.com/
azmitabalkis13 Channel
lynnalynn01 Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar