Rabu, 16 Januari 2013
Sinopsis Episode 33 (16 Januari 2013) - Sinetron Aliya menemui penonton di Slot Sinetron TV3 pada 21 November 2012 jam 2.00 petang setiap Isnin - Khamis
Pemain Sinetron Aliya
Dea Annisa sebagai Aliya
Irwansyah sebagai Gilang/Galang
Billy Davidson sebagai Faris
Afifa Syahira sebagai Marina
Gege Elisa sebagai Gisha
Shandy Isabella sebagai
Jihan Fahira sebagai Shinta
Restu Sinaga sebagai Wisnu
Gunawan sebagai Anjar
Natasha Dewanti sebagai Winda
Marini Burhan sebagai Laila
Lagu Tema: Menyambut Janji
Penyanyi: Letto
Cerita & Skenario: Ina Rosamaya
Sutradara: Maruli Ara & Doddy Djanas
Produser: Titin Suryani
Produksi: Verona Pictures © 2011
Tayang: Mulai 21 November 2012
Jadwal Tayang: Setiap hari Isnin - Khamis di Slot Sinetron TV3
Sinopsis Global
ALIYA adalah sosok gadis baik dan jujur yang lahir dari pernikahan Anjar dan Shinta. Sayang, kisah hidup Aliya tidaklah semanis wajahnya. Berbagai konflik selalu menghiasi perjalanan hidup Aliya, termasuk masalah keluarga dan cerita kisah cintanya yang tragis.
Gadis malang itu harus merasakan kehidupan dalam penjara, karena dituduh membunuh Gilang, kekasihnya. Aliya menganggap lika liku kehidupan itu adalah sebuah pengorbanan untuk ibundanya. Di sisi lain, karena Gilang telah tiada, Aliya menganggap tidak ada lagi laki-laki lain yang dia cintai.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Aliya akhirnya mengetahui bahwa Shinta adalah ibu kandungnya? Mungkinkah Shinta akan kembali bersatu dengan Anjar? Lantas, kepada siapa Aliya akan melabuhkan cintanya? Fariz yang benar-benar mencintainya atau Galang yang mirip Gilang mantan kekasih Aliya?
Sambungan sinetron Aliya Episode 33 pada 16 Januari 2013
Kisah Aliya petang ini menceritakan Ibu Puspa tanya untuk apa Shinta menghubungi Hendri. Shinta baru tahu yang menjawab telefon tadi itu ibunya Hendri dan bukan Hendri. Ibu Puspa tanya apa kaitannya dengan Hendri tentang kecelakaan Atikah. Apakah Shinta berencana menyatukan Hendri dengan Atikah. Kata Ibu Puspa dia tidak akan membenarkan Hendri mendekati perempuan seperti Atikah.
Shinta tanya kenapa Ibu Puspa tidak berubah sejak dulu lagi. Kenapa Ibu Puspa selalu pandang rendah pada orang. Bukankah Ibu Puspa tahu Hendri dan Atikah sangat mencintai antara satu sama lain dan juga mempunyai anak. Kata Ibu Puspa itu adalah anak haram seperti Shinta. Ibu Puspa mengancam akan mengusir mereka seperti dia mengusir ibunya Shinta dan Shinta.
Gisha bertembung dengan Ibu Puspa. Gisha yang sedang buru-buru mahu menemui Atikah minta maaf pada Ibu Puspa lalu terus beredar. Ibu Puspa kata Gisha tidak mempunyai etika. Shinta memikirkan Gisha yang selama dia anggap putrinya ternyata bukan anak kandungnya.
Gisha tanya Shinta apakah ibunya baik-baik saja. Shinta memandang wajah Gisha dan dalam hatinya berfikir putri yang selama ini dia anggap anak kandungnya ternyata sama sekali tidak ada hubungan darah dengannya. Gisha bukan anak Shinta.
Doktor menjelaskan pada Gisha dan Shinta bahawa mereka sudah berusaha se maksima mungkin tetapi luka parah Atikah akibat kecelakaan itu ditambah dengan penyakit kanker paru-paru, Ibu Atikah nggak bisa bertahan lama. Ibu Atikah meninggal. Hati Gisha bagai terguris mendengar doktor memberitahu mereka bahawa ibunya, Atikah sudah meninggal. Gisha terus memeluk Shinta kesedihan.
Shinta tidak tahu cobaan apa yang harus dia harungi, di saat Shinta baru tahu kalau Gisha bukan anak kandungnya ibu kandung Gisha sudah meninggal. Shinta tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada Gisha sekarang. Apakah dia harus katakan pada Gisha kalau dia bukan ibu kandungnya.? Shinta juga terus memikirkan di mana anaknya yang sebenar. Siapa dia sebenarnya? Semua ini terus bermain dalam fikiran Shinta.
Wisnu minta semua mesyuarat yang akan diadakan dibatalkan kerana dia ada urusan yang penting. Sandra muncul di kantor Wisnu dan ditanyakan Sandra ke mana Wisnu hendak pergi. Wisnu menjelaskan pada Sandra bahawa ibu angkat Gisha sudah meninggal. Tetapi menurut Sandra hal yang akan disampaikannya lebih penting daripada itu dan tidak boleh tunda perbualan tersebut.
Sandra memberi cadangan pada Wisnu untuk memintanya mengambil Galang bekerja di jabatan pengurusan hotel Wisnu, Hotel Wardhana. Kata Sandra lagi bukankah Wisnu pengusaha besar harta tanah. Jadi tidak ada salahnya kalau Wisnu melibatkan anaknya dalam bisnesnya. Wisnu jawab memang tidak salah tetapi itu pun kalau Galang mahu. Sanddra minta Wisnu untuk pujuk Galang hingga dia mahu bekerja dengannya. Wisnu tanya Sandra kenapa dia harus paksa kehendaknya. Itu tidak elok buat Galang. Sambung Sandra lagi bukankah Wisnu telah majukan bisnes ini untuk anaknya. Kata Sandra Galang adalah satu-satunya anak Wisnu padahal Wisnu tiada anak dari Shinta. Apakah Wisnu mahu hartanya jatuh kepada Gisha, anak tirinya.
Babak seterusnya menceritakan Hendri mendapat tahu Shinta pernah menelefonnya dan siapa pula yang telah menjawab panggilan tersebut. Hendri kemudian menelefon Shinta. Hendri tanya apakah Shinta pernah menelefonnya dan Shinta mengiakan pertanyaan itu. Hendri minta maaf pada Shinta kerana tidak dapat menjawab panggilan itu sebelumnya. Shinta memberitahu Hendri bahawa Atikah sudah meninggal. Hendri kaget mendengarnya.
Gisha tiba di rumah sakit tetapi Atikah sudah meninggal dunia. Gisha menangis teresak-esak dan terasa sangat kehilangan. Hendri sampai melihat Atikah buat terakhir kalinya namun dia tidak mahu menerima hakikat bahawa Atikah sudah meninggal lalu dia minta Atikah bangun kerana kata Hendri dia tahu yang Atikah masih belum meninggal.
Hendri: Kenapa kamu meninggalkan saya seperti ini, Atikah? Kenapa kamu tega melakukannya? Baru kita ketemu tapi kamu sudah meninggalkan saya. Jangan tinggalkan saya, Atikah saya mohon sama kamu. Bangun Atikah, bangun. Banyak sekali yang ingin saya tanya sama kamu. Tadi saya tanya sama kamu tentang anak kita kamu belum jawab, mana dia bagaimana dengan nasibnya. Siapa dia? Saya selalau mengharapkan kamu setiap hari seperti saya mengharapkan seperti saat dulu karna sampai saat ini, saya masih mencintai kamu, Atikah. Kenapa kamu meninggalkan saya? Kenapa Atikah? Bangun Atikah.
Hendri tidak dapat menerima yang Atikah sudah meninggal, dia menangis kesedihan kerana saat dia bertemu dengan Atikah begitu singkat sekali waktunya.
Suara hati Shinta berkata sebenarnya anak kandung Hendri sudah berada di hadapan mata Hendri.
Shinta: Dia anak kamu, Gisha adalah anak kamu. Justeru sekarang sayalah yang bersedih karna sekarang yang nggak tau di mana anakku. Aku sama sekali tidak tahu siapa anak kandungku sebenarnya.
Dana sedang mencari sesuatu, dokumen apa sebenarnya? Akhirnya Dana menjumpainya dan dia berkata pada dirinya bahawa dia harus memusnahkannya. Semua yang ada hubungannya dengan Marina harus Dana musnahkan. Faris ternampak Dana keluar dari ruangannya. Faris tertanya-tanya kenapa dia masuk ke ruangannya. Faris hairan kenapa semuanya jadi berantakan begitu. Kemudian Faris menemui sampul surat Lembaga Tes DNA. Jangan-jangan itu punya Pak Dana.
Dana sebelum dia membakar dokumen yang ada kaitan dengan Marina.
Dana: Mulai hari ini tiada lagi yang bisa ganggu hidup gue. Terutama soal kehamilan Marina karna barang muktinya akan segera aku musnahin.
Setelah Dana meninggalkan tempat itu, Faris muncul dan dia berjaya memadamkan api yang belum sempat membakar dokumen tes DNA Marina. Faris mendapat tahu anak yang dikandung Marina ternyata adalah anaknya Dana. Kalau enggak DNAnya nggak akan sama. Selama ini Pak Dana telah menyembunyikan hal ini dari semua orang.
Babak seterusnya: Sewaktu Aliya sedang membersihakan pinggan mangkuk hotel, dia terkenangkan tentang kata-kata Faris padanya dan bagaimana Aliya telah memarahi Faris agar tidak masuk campur urusannya. "Mulai saat ini aku nggak akan ikut campur urusan kamu", Faris juga tidak mahu bertegur sapa dengan Aliya sewaktu dia terserempak dengannya. Aliya rasakan dia memang teman Faris yang sangat egois. Pada Aliya, Faris itu terlalu baik. Sedang Aliya mengelamun, pinggan yang dipegangnya hampir terjatuh tetapi sempat disambut oleh Faris. Aliya amat berterima kasih pada Faris kerana telah membantunya sebentar tadi.
Faris memberi sesuatu pada Aliya, katanya dia tidak tahu apakah hal itu masih penting buat Aliya tetapi menurut Faris lebih baik Aliya simpankannya. Faris menjelaskan pada Aliya dia menjumpai kertas dokumen itu setelah Dana membakarnya di belakang hotel. Faris minta maaf pada Aliya kalau dia masih nggak suka sama apa yang dilakukan Faris itu.
Faris: Anggap saja ini untuk Gilang, sahabat baik aku dan aku nggak mau orang memanfaatkan Gilang demi kepentingannya sendiri. Jadi terserah kamu, kamu mau membakar kembali atau kamu simpan. Yang jelas aku dah buktikan ke kamu kalau aku nggak sekadar ikut campur urusan kamu atau urusan orang lain tapi aku ingin membantu kamu untuk mencari kebenaran.
Sewaktu Faris ingin beredar dari situ, Aliya memanggil nama Faris.Aliya mengucapkan terima kasih pada Faris kerana Faris sudah melakukan semua itu dan semua bantuan yang diberikan Faris pada Aliya.
Aliya: Aku juga sebenarnya nggak mau kaya gini tapi...
Kata-kata Aliya terhenti di situ.(Aliya tidak boleh memberitahu Faris tentang ancaman Marina)
Faris: Tapi apa?
Aliya tercungap-cungap sambil berkata...
Aliya: Udahlah, kamu nggak perlu tahu.
Faris anggap Aliya masih tidak percayakan Faris dan beri peluang untuknya membantu Aliya. Kata Faris dia salah menilai Aliya. Aliya benar-benar nggak anggapnya sebagai sahabatnya. Faris berasa kecewa sama Aliya.
Babak yang lain: Aliya memegang kertas tes DNA itu sambil memikirkan apa yang harus dilakukannya. Aliya tidak tahu apakah dia harus tunjukkannya pada Galang. Namun suara hatinya memberitahunya dia tidak boleh buat begitu kerana kalau dia menunjukkannya pada Galang sudah pasti Marina akan rosakkan rumah tangga Ibu Shinta dan orang tuanya. Aliya tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Galang ternampak Aliya dan dia hairan kenapa Aliya berdiri di situ. Aliya panik melihat Galang dan dia tanya kenapa dia boleh berada di situ. Galang anggap pertanyaan Aliya begitu aneh. Bukankah Galang sering berada di situ. Galang ingin tahu apa yang dipegang oleh Aliya namun Aliya cuba sembunyikan kertan tersebut daripada Galang. Galang tanya kalau bukan apa-apa kenapa Aliya cuba sembunyikannya. Aliya cuba berdalih dan menafikan ada apa-apa. Galang ingin melihatnya tetapi Aliya enggan menunjukkannya pada Galang. Katanya Galang nggak perlu lihat. Galang serba ingin tahu apa yang dipegang Aliya tetapi Aliya tetap tidak membenarkannya. Galang cuba mengambilkannya dari tangan Aliya.
Dengan tidak sengaja kertas dokumen tersebut terlepas dari pegangan Aliya. Aliya lari mengejar kertas yang berterbangan di udara itu. Galang hairan kenapa Aliya bersikap seperti itu kalau itu bukan apa-apa. Aliya hampir ditabrak oleh sebuah motor yang lalu di situ tetapi Galang sempat menyelamatkan Aliya. Aliya nekad mahu mencari kertas itu tetapi dihalang oleh Galang. Galang tanya kertas apa itu sampai Aliya bersikap begitu. Apabila Aliya berdalih itu bukan kertas apa-apa, Galang tidak mempercayainya. Dalam hati Aliya dia tertanya-tanya di mana kertas itu padahal Faris sudah mendapatkan kertas itu tetapi Aliya hilangkannya begitu saja. Sambil berlinangan air mata, Aliya anggap dirinya memang bodoh.
Galang tanya Aliya kenapa dia menangis. Galang menghantar Aliya pulang. Dalam perjalanan, Galang cuba memujuk Aliya agar tidak menangis lagi. Galang juga minta maaf pada Aliya kerana telah memarahinya tadi. Aliya memaafkan Galang. Sewaktu Aliya mengambil tisu dalam dashboard dia menemui foto seorang perempuan dan Aliya tanya pada Galang itu foto siapa. Namun jawab Galang itu bukanya siapa-siapa.
Galang terkenang semula dia meninggalkan Bali kerana tak sanggup harus menyaksikan pernikahannya dan Galang fikir dia akan berasa susah untuk melupakannya. Tetapi ternyata dia tidak memikirkannya selama dia berada di Jakarta (tema sinetron Aliya berkumandang sewaktu Galang imbas kembali saat-saat dia bersama Aliya) dan itu karena Galang sudah jatuh cinta pada Aliya.
Hari pemakaman Atikah: Dalam hati Anjar dia teringat sesuatu tentang Atikah. Suara hatinya berkata ibu angkat Gisha namanya Atikah. Namanya sama dengan nama suster yang memberikan bayi (Aliya) padanya. Namun menurut Anjar tidak mungkin itu adalah Atikah yang sama, pasti orang lain yang berbeda.
Gisha minta maaf pada Atikah kerana dia belum sempat membahagiakan Atikah. Gisha mengucapkan terima kasih pada Atikah kerana ibunya sudah menemukannya dengan ibu kandungnya. Hendri berada di sebelah Gisha pada waktu itu cuba tenangkan Gisha tanpa berkata apa-apa. Shinta beredar dari situ untuk tenangkan fikiran seorang diri.
Anjar menyedari hal itu dan dia menyusul mengikuti Shinta. Shinta tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada Gisha memandangkan Gisha bukan anak kandungnya. Apakah Shinta harus katakan pada Gisha kalau dia adalah anak kandungnya Hendri. Tapi bagaimana kalau Ibu Puspa menyakiti Gisha nanti. Shinta serba salah mengenangkan hal itu. Shinta tanya kenapa Anjar berada di situ justeru Anjar pula yang tanya pada Gisha kenapa dia di sana. Kata Anjar seharusnya Shinta menemani anaknya, Gisha. Kasihan Gisha, dia sedang berduka. Sambung Anjar lagi, bukankah Shinta ibu kandungnya Gisha, seharusnya Shinta temaninya dan hiburkan dia. Shinta menangis teresak-esak, Anjar hairan kenapa Shinta menangis. Anjar mahu tahu sebabnya. Shinta terpaksa memberitahu Anjar bahawa Gisha bukan anak kandungnya.
Babak yang lain menceritakan Marina minta Gisha sabar saja.
Marina: Gua yakin ibu kamu yang sudah berada di surga pasti dia udah maafin loe, ya!
Marina menyusul ke mana Shinta dan Anjar pergi. Kata Hendri pada Gisha, ibunya pasti bangga sama Gisha karena Atikah sudah membesarkan anak yang berbakti. Hendri juga berasa bangga melihat Gisha. Hendri minta Gisha terus bersabar.Sambung Hendri lagi Gisha harus kuat menerima cobaan ini. Wisnu mendapati Shinta tidak berada di situ lalu dia segera pergi mencarinya.
Penghujung Episode 33 sambung menceritakan Anjar tanya pada Shinta siapa anak kandungnya kalau bukannya Gisha. Namun jawab Shinta Ibu Atikah tidak sempat memberitahunya dan telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Shinta bingung dia harus cari anaknya ke mana lagi. Anjar cuba tenangkan hati Shinta dia ingin memegang tangan Shinta tetapi Shinta sempat melepaskan tangannya dari Anjar. Namun Marina sudah mengambil foto mereka berdua. Pasti Marina akan menggunakan foto tersebut untuk mengancam Shinta nanti. Apakah rancangan Marina seterusnya?
Marina pada dirinya: Semakin banyak bukti yang saya dapat tentang Tante Shinta dan supir yang nggak penting itu, semakin susah Tante Shinta lepaskan diri. Dan akhirnya dia nggak bisa lagi menolak permintaan gua. Kita lihat saja Tante Shinta cepat atau lambat aku akan mengacaukan hidup tante seperti tante yang mengacaukan pernikahan aku.
Anjar: Shinta aku akan membantu kamu untuk mencari anak kita.
Shinta: Aku bisa cari sendiri. Seperti halnya aku mencari Gisha. Aku bisa cari dia sendiri. Aku yakin aku bisa menemukan anak kandungku tanpa bantuan kamu.
Anjar: Shin, sekali lagi aku minta sama kamu untuk izinkan aku membantu kamu...
Wisnu muncul dan tanya Anjar untuk membantu apa. Shinta dan Anjar panik melihat Wisnu berada di situ. Shinta mengeringkan air matanya tanpa dilihat Wisnu. Anjar kemudian beri alasan dia cuma tanya Shinta apakah dia memerlukan bantuan.
Wisnu tanya Shinta kenapa dia berada di situ. Anjar membantu Shinta jawab pertanyaan Wisnu dengan mengatakan Ibu Shinta tadinya sedih di tempat pemakaman jadi dia ke situ.
Wisnu: Shinta, kamu nggak boleh gitu dong.
Wisnu cuba tenangkan Shinta dengan menasihatinya harus kuat mengahadapinya karena kalau Shinta nggak kuat kasihan Gisha. Shinta mengiakan semua yang dikatakan Wisnu lalu meminta maaf pada Wisnu. Setelah Shinta dan Wisnu beredar dari situ, suara hati Anjar berkata dia masih nggak percaya ternyata Gisha bukan anak kandung dia.
Wisnu mahu Shinta berterus terang dengannya ada apa sebenarnya. Namun Shinta harus berkata apa? Shinta tidak mahu suaminya tahu bahawa Gisha bukannnya anak kandungnya. Menurut Wisnu dia beraa sesuatu yang aneh tentang Shinta sejak Ibu Atikah meninggal.
Wisnu: Aku merasa kamu itu menanggung beban yang berat.
Tetapi Shinta menafikannya. Wisnu minta Shinta tatap matanya dan jawab dengan jujur. Apakah benar Shinta tiada sebarang masalah dan apakah benar dia tidak merahsiakan apa pun sama Wisnu.
Dalam hati Shinta dia berkata sebenarnya banyak sekali yang dia rahsiakan dari Wisnu sampai Shinta bingung bagaimana hendak dia katakan pada Wisnu. Akhirnya Shinta memberitahu Wisnu nggak ada apa-apa dan Wisnu mempercayai Shinta.
Di rumah Ibu Puspa tanya Hendri kenapa dia berpakaian hitam begitu. Apakah dia tidak bekerja pada hari itu. Hendri menjelaskan pada ibunya bahawa dia pergi ke pemakaman Atikah. Ibu Puspa berasa senang dan berasa syukur mendengar Atikah sudah meninggal. Hendri tanya kenapa ibunya cakap begitu pada orang yang baru saja meninggal. Hendri tanya apakah ibunya sedar dengan apa yang dikatakan ibunya. Kata ibunya dia malah berasa senang Atikah sudah meninggal. Dengan itu ibunya tidak perlu risau tentang masa depan Hendri. Hendri berasa kecewa dengan ibunya yang sanggup cakap begitu tentang Atikah.
Hendri: Saya sangat mencintai Atikah dan saya baru saja kehilangan dia.
Hendri tanya apakah ibunya punya perasaan. Sambung Ibu Puspa yang penting Atikah sudah meninggal dan Hendri tidak perlu mencari dia lagi.
Hendri: Ibu salah. Atikah mungkin sudah meninggal tapi cinta saya padanya nggak akan hilang sampai kapan pun. Saya akan berusaha mencari anak kandung saya dengan Atikah.
Dana muncul dan dia tanya kenapa papanya sebut mencari anak kandungnya papa. Dana tanya papanya anak kandungnya yang mana lagi. Dana mahu papanya jelaskan padanya.
Dana: Anak kandung siapa yang papa maksudkan. Jawab pa. Jawab pertanyaan aku, pa.
Tanpa menjawab pertanyaan Dana, Hendri suruh Dana tanya saja pada omanya. Dana terus tanya pada omanya siapa anak kandung yang disebutkan papanya.
Ibu Puspa menerangkan pada cucunya bahawa itu anak perempuan murahan yang bernama Atikah. Sebelum papanya Dana menikahi mamanya, dia berpacaran dengan Atikah. Tetapi omanya tahu yang Atikah tidak setarap dengan keluarga mereka. Jadi Ibu Puspa minta papanya untuk putuskan hubungan dengan Atikah. Dan setelah itu Ibu Puspa jodohkan papanya dan mamanya.
Sambung Ibu Puspa lagi, Atikah muncul semula selepas papanya sudah bahagia sama ibunya. Kemudian sampai akhirnya Atikah hamil tapi omanya mengusir Atikah. Dana tanya omanya kenapa mereka tidak pernah memberitahunya tentang hal itu. Jawab Ibu Puspa fikir hal itu tidak perlu diberitahu pada Dana. Ibu Puspa minta cucunya jangan fikirkan tentang hal itu kerana itu nggak penting.
Bersambung dalam episode seterusnya pada 17 Januari 2013 waktu yang sama. Sekian sinopsis sinetron Aliya untuk episode hari ini. Hingga ke temu lagi.
Sinetron Aliya Episode 33 pada 16 Januari 2013
Sinetron Aliya Episode 33 Part 1
Sinetron Aliya Episode 33 Part 2
Sinetron Aliya Episode 33 Part 3
Sinetron Aliya Episode 33 Part 4-4
Terlebih dahulu saya ingin meminta maaf kerana terdapat banyak kesilapan dalam ejaan, struktur ayat dan tatabahasa sewaktu saya menulis sinopsis ini. Terima kasih kepada semua yang telah singgah di sini.
sumber: (Terima kasih dan kredit diberikan kepada
http://www.sctv.co.id
http://www.tv3.com.my/
http://id.wikipedia.org/
SenCy_TVkoe: http://www.lautanindonesia.com/
http://clorofilawards.wordpress.com
http://pangeran229.wordpress.com/
http://niazuramaria.blogspot.com/
azmitabalkis13 Channel
lynnalynn01 Channel
dan semua pihak atas sumber maklumat dan gambar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar