Jumat, 02 Oktober 2009

Sinopsis FTV Drama - Mawar untuk Alia pada 2 Oktober 2009 pukul 9.30 WIB


Sinopsis FTV Drama - Mawar untuk Alia
Tayang: 2-Oct-2009 09:30 WIB

Alia dan Enggar sudah berpacaran cukup lama, dari mulai SMU sampai sama-sama lulus kuliah. Tapi saat Enggar membawa kedua orang tuanya untuk melamar, kedua belah pihak sama-sama terkejut.

Rupanya, papa Enggar dan papa Alia adalah musuh bebuyutan dilatarbelakangi persaingan bisnis. Keruan saja, acara lamaranpun jadi berantakan, karena kedua ayah sama-sama menolak untuk besanan.

Tapi cinta putra-putri mereka sangat kuat. Alia sempat disiksa orang tuanya, dikurung di kamar, bahkan dijodohkan paksa dengan seorang pemuda anak kenalan papanya, tapi ia berhasil kabur. Alia kemudian nekat kawin lari dengan Enggar dan tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil, keduanya sudah terbuang dari keluarga.

Enggar kemudian bekerja di sebuah perusahaan milik Pak Danu, karirnya cepat melesat hingga kemudian diangkat jadi manajer. Hidup mereka berubah jadi makmur, dan makin lengkap saat dikaruniai anak yang cantik dan lucu yang diberi nama Mawar. Meski terbuang dari keluarga, mereka tetap bahagia.

Pak Danu, direktur perusahaan itu, punya seorang putri bernama Chintya yang cantik jelita. Enggar dan Chintya dipertemukan oleh peristiwa tak terduga. Saat itu, mobil Chintya menabrak mobil Enggar yang tengah parkir di depan kantornya. Chintya minta maaf dan mengganti semua biaya bengkelnya.

Pertemuan itu ternyata membuat Chintya langsung jatuh cinta dan terus mengejar Enggar. Meski akhirnya tahu kalo pria itu sudah punya istri dan anak, Chintya tidak menyerah. Sang putri direktur terus melakukan berbagai upaya untuk bisa mendapatkan Enggar. Kegigihan itu akhirnya membuat Enggar luluh.

Apalagi, Chintya juga menjanjikan Enggar bakal diangkat menjadi salah seorang direktur di perusahaan setelah menikah nanti. Enggar yang jadi haus harta dan jabatan akhirnya menyetujui pernikahan dengan catatan Chintya harus mau merawat anaknya dan Alia setelah bercerai. Chintya langsung setuju.

Sejak itu Enggar sering membuat masalah di rumah, pulang pagi, mabuk, dan marah tanpa sebab. Karena tidak tahan dengan keadaan itu, Alia dan Enggar sering bertengkar sampai akhirnya bercerai (seperti yang dikehendaki Enggar). Alia diusir dari rumah tanpa boleh membawa apapun termasuk putrinya Mawar. Alia sedih bukan main, ia tidak bisa pulang ke rumah orang tua karena udah dianggap pengkhianat.

Hidup Alia terpuruk, ia terpaksa menumpang di rumah salah seorang mantan teman kuliahnya. Berkat bantuan sang sahabat pula, Alia akhirnya diterima bekerja di sebuah perusahaan. Kehilangan suami dan terbuang dari keluarga benar-benar membuat Alia sangat terpukul.

Yang lebih sedih lagi, Mawar anak yang dilahirkannya tidak bisa bersamanya lagi. Dengan dibantu temannya, Alia menempuh jalur hukum untuk bisa mendapatkan hak asuh atas anaknya. Akhirnya perjuangan yang tanpa lelah itu membuahkan hasil. Berdasarkan putusan pengadilan, hak asuh anak di bawah 12 tahun harus diserahkan ke sang ibu.

Enggar sama sekali tidak perduli dengan putusan pengadilan dan tetap tidak mau menyerahkan Mawar. Alia bahkan sempat ditampar dan diusir mentah-mentah saat hendak mengambil buah hatinya. Karena tidak bisa memakai jalan damai, akhirnya Alia nekat menculik Mawar dari sekolah.

Giliran Enggar yang kelimpungan, ia menghabiskan hari-harinya untuk mencari sang anah namun tidak ketemu. Chintya sendiri malah tenang-tenang saja. Wanita itu menyuruh Enggar supaya tidak usah terlalu risau, dan dengan entengnya menyebut kalau anak itu sudah ditangan ibu yang melahirkannya.

Di hadapan Chintya, Enggar tidak berkutik. Sejak nikah, dia tak ubahnya seperti budak yang harus rela diperlakukan apapun oleh sang istri. Lama-lama Enggar tidak tahan, keduanya jadi sering bertengkar. Chintya yang tidak suka ditentang akhirnya menggugat cerai sekaligus mengusir Enggar dari rumah dan memecatnya dari pekerjaan.

Giliran Enggar yang hidupnya harus terkatung-katung. Dia hanya bisa menyesali nasib karena godaan duniawi. Kal saja dulu dirinya tidak tergoda oleh Chintya, hidupnya pasti tidak akan hancur seperti ini. Dalam keterkatung-katungannya itu, Enggar terus berusaha mencari anaknya.

Akhirnya nasib kemudian mempertemukan mereka. Dengan penuh penyesalan, Enggar minta maaf dan mengajak Alia hidup bersama lagi. Sayang, hati Alia sudah beku sehingga Enggar pergi sambil meratapi kesedihannya.

(Terima kasih dan kredit diberikan kepada http://www.indosiar.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar